Rabu, 15 Juni 2016

Makalah Teknik-teknik memahami perkembangan peserta didik



BAB 1
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan calon guru SD atau pendidik. Guru harus mengetahui teknik memahami perkembangan murid, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Tidak hanya itu tetapi guru juga harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu guru harus mengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu
Untuk itu guru harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa teknik tes dan non tes sesuai dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu guru untuk dapat mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam kehidupannya. Oleh karena itu, guru harus memahami bagaimana teknik tes dan non tes tersebut dan apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik pengumpulan data.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian teknik-teknik tes serta jenis-jenisnya?
2.      Apa pengertian non-tes dan jenis-jenisnya?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui dan memahami pengertian dan jenis-jenis teknik-teknik tes
2.      Mengetahui dan memahami pengertian dan jenis-jenis non-tes.




  
 
BAB II
PEMBAHASAN

Teknik-teknik untuk memahami perkembangan murid pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu:
A.     Teknik Tes
Teknik tes atau disebut juga sebagai testing merupakan usaha pemahaman murid dengan mengunakan alat-alat yang bersifat mengukur atau men tes. Penggunaan teknik tes (khususnya tes prestasi belajar) bagi guru di sekolah bertujuan untuk:
·         Menilai kemampuan belajar murid
·         Memberikan bimbingan belajar kepada murid
·         Mengecek kemajuan belajar
·         Memahami kesulitan-kesulitan belajar
·         Memperbaiki teknik mengajar
·         Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar. (Shertzer & Stone, 1971: 235).
Berdasarkan atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :

1.      Tes Kecerdasan

Kecedasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilkau yang jelas tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara efektif, dengan demikian tes kecerdasan itu tidak lain adalah prosedur yang sistematis dengan menggunkan instrumen untuk mengetahui kemampuan umum individu terutama menyangkut kemampuan berpikirnya.
Interval pola pikir manusia:

Kelas Interval                                     Klasifikasi
Skor IQ
140-ke atas                                                      Genius (luar biasa)
120-139                                                           Very Superior (sangan cerdas)
110-119                                                           Suverior (cerdas)
90-109                                                             Normal (average)
80-89                                                               Dull (bodoh)
70-79                                                               Berder line (batas normal)
50-69                                                               Morrons (debiel)
30-49                                                               Embicile (embisiel)
Di bawah 30                                                    Idiot


Untuk mengetahui kecenderungan tingkat kecerdasan murid, diantaranya menggunakan tes benet-simon (verbal test), yang dipersiapkan untuk anak muali usia 3 tahun sampai dengan 15 tahun. Tes ini memperhitungkan dua hal yaitu;
Umur kronologis (“cronological age” disingkat C.A) yaitu umur seseorang sebagaimana yang ditunjukan dengan hari kelahirannya atau lamanya hidup sejak tanggal lahirnya.
Umur mental (“mental age” disingkat M.A) yaitu umur kecerdasan sebagaimana yang ditunjukan oleh hasil tes kemampuan akademik.
          Dengan demikian tingkat intelegensi ditunjukan dengan perbandingan kecerdasan atau disebut dengan istilah “intelegensi Quotient” yang biasa disingkat I.Q.
I.Q.=M.A./C.A.
          Selain teknik tes diatas, masih terdapat tes kecerdasan yang lainnya seperti tes progresive metrices yaitu alat yang mengukur tes intelegensi secara non-verbal yang diberikan kepada anak yang berusia  diantara 9-15 tahun.

2. Tes Bakat
          Bakat merupakan kemampuan khusus individu yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan. Untuk mengetahui bakat telah dipersiapkan beberapa teknik tes diantaranya;
1)      Rekonik, teknik ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2)      Tes bakat musik, tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada, ritme, warna bunyi, dan memori.
3)      Tes bakat artistik, tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis, dan erupa (mematung).
4)      Tes bakat klerikal (perkantoran), tes ini mengukur kemampuan ”kecepatan dan ketelitian”.
5)      Tes bakat yang multifaktor, tes ini mengukur berbagai kemampuan khusus, yang telah lama digunakan adalah DAT (differential Artitude Test).
          Tes ini mengukur delapan kemampuan khusus, yaitu;
·         Berpikir verbal, yang mengungkapkan nalar yang dinyatakan secara verbal.
·         Kemampuan bilangan, yang mengungkapkan kemampuan berpikir dengan mengunakan angka-angka.
·         Berpikir abstrak, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dinyatakan dengan mengunkan berbagai bentuk diagram, yang bersifat nonverbal atau tanpa angka-angka.
·         Hubungan ruang, visualisasi dan persepsi yang mengungkapkan kemampuan untuk membayangkan dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya melihat gambar diatas kertas yang rata.
·         Kecepatan dan ketelitian, yang mengungkapkan ketelitian dan percepatan seseorang dalam membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau angka-angka.
·         Berpikir mekanik, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengenai hukum-hukum yang mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakannya.
·         Penggunaan bahasa pengucapan, yang mengungkapkan kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat, seperti tanda baca, dan tatabahasa.
·         Penggunaan bahasa-menyusun kalimat yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam kalimat seperti tanda baca dan tata bahasa.

3. Tes kepribadian

          Allport (dalam Hall dan Lindzey, 1981) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari system-sistem psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang unik dengan lingkungan.
          Secara umum, definisi tes kepribadian adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
          Menurut Lee J. Cronbach dalam Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian adalah mengetahui perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama diantara satu dengan yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau pun buruk. Sehingga kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki kepribadian yang unik, berbeda dari yang lain.
          Tes-tes kepribadian melibatkan stimulus terstandarisasi yang ditujukan untuk memancing dan menganalisa perbedaan reaksi individu. Kepribadian dapat diukur dengan berbagai cara. Cara yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :
1)  Apa yang seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut “self-report inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu mengenai dirinya melalui alat yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat murah dan mudah untuk diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus sering dievaluasi dengan hati-hati. Keunggulan Tes ini adalah terstandardisasi, mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran diri dengan baik; namun terbatas dalam derajat kekayaan data, mudah untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan diri. Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical Multiaxial Inventory.
2)  Apa yang orang lain katakan tentang keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman. Studi Longitudinal Terman adalah penilaian yang menggunakan kuesioner untuk mendapatkan informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain (orangtua atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di masa kecil ini terbukti dapat memperkirakan kepribadian dan pencapaian anak-anak di masa dewasanya. Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan oleh laporan diri individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”, dapat digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya adalah penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau terpengaruh.
3)  Apa yang seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh melakukan sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan ditafsirkan.

          Dari ketiga cara atau pendekatan di atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa ini.

4. Tes prestasi belajar

          Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi;
1) Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan murid, terutama dalam mata pelajaran berhitung, dan membaca
2) Tes pestasi belajar kelompok yang baku, dan tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru.

Menurut Benyamin S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes Prestasi Belajar adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan tujuan pendidikan. Ia membagi kawasan tujuan pendidikan mejadi tiga bagian, yaitu:
1)      Kawasan kogniti
2)      Kawasan afektif
3)      Kawasan psikomotorik
Jadi bisa disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai murid setelah ia mengikuti latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:
1)      Fungsi penempatan adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam bidang atau jurusan.
2)      Fungsi formatif adalah penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh mana kemampuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pendidikan.
3)      Fungsi diagnostik adalah penggunaan tes prestasi belajar untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera, dan semacamnya.
4)      Fungsi sumatif adalah penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus dalam program pendidikan tersebut atau apakah siswa dinyatakan dapat melanjutkan ke jenjang program yang lebih tinggi.

Cara Mengukur Prestasi Belajar
          Pengukuran dilakukan  dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan. Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan melalui beberapa tes prestasi belajar antara lain :
1) Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
          pokok bahasan tertentu yang diadakan sebelum atau selama pelajaran
          berlangsung dan bertujuan untuk memperoleh gambarantentang daya serap
          siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
          memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yangtelah
          diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untukmemperoleh gambaran
          daya serap siswa untuk meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes
          subsumatif ini dimanfaatkan untukmemperbaiki proses belajar mengajar dan
          diperhitungkan dalammenentukan nilai rapor.
3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
          pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur
          wulan. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
          belajar siswa dalam suatu perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
          untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu
          sekolah.

          Ditinjau dari bentuk soalnya maka tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)      Tes non obyektif yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian nilai seperti tes uraian.Tes  uraian dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
·         Tes uraian terbuka, yaitu setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab sesuai dengan yang dipikirkannya.
·         Tes uraian terbatas, yaitu jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang sifatnya sudah dibatasi.
2)      Tes obyektif, karna siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang sama. Tes bentuk obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa penggolongan tes obyektif yaitu :
·         Tes benar salah, adalah bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah. Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
·         Tes Menjodohkan,Tes menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri pertanyaan dan seri jawaban.
·         Tes Isian, Tes bentuk isian dapat digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai.
·         Tes Pilihan ganda,Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuaia dengan pernyataan yang ada dalam soal.
Dari beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara bersamaan dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk memilih bentuk tes yang paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
  Tujuan utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat keputusan-keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan, memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik pengajaran.



B.Teknik Non-Tes
          Teknik non-tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk memahami pribadi murid, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini tidak menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau mendeskripsikan saja.

1. Observasi (pengamatan)
          Yaitu teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok dalam teknik ini adalah panca indera, terutapa indera penglihatan dan  memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
·    Dilakukan dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu
·    Direncanakan dengan sistematis
·    Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
·    Perlu diperiksa keteltiannya.

Teknik observasi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu:
1)      Observasi sehari-hari, yaitu yang tidak direncanakan dengan seksama, karena pengamatan ini dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman, dan dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol atau menyimpang.
2)      Observasi sistematis, yaitu yang direncanakan dengan seksama, serta memiliki pedomannya, yang berisi tujuan, tempat, waktu, dan item-item yang menggambarkan tingkah laku observan (murid yang diobservasi)
3)      Observasi partisipatif, yaitu observasi dimana observer berada dalam situasi yang sedang diamati. Contoh, guru mengamati perilaku siswa pada saaat proses belajar-mengajar berlangsung.
4)      Observasi nonpartisipatif, dalam observasi ini observer tidak turut atau berada dalam situasi kegiatan siswa. Contoh, guru mengamati perilaku siswa yang sedang belajar dengan guru lain.

          Kelebihan observasi :
1)      Observasi merupakan teknik yang langsung dapat dipergunakan untuk memperhatikan berbagai gejala tingkah laku murid.
2)      Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian  yang penting:
3)      Observasi baik sekali untuk digunakan sebagai teknik untuk melengkapi data yang diperoleh dengan teknik lain.
4)      Dalam observasi pengumpul data tidak perlu mempergunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek  yang ditelaah.

          Kelemahan observasi :
1)      Banyak hal yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung
2)      Apabila objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamatai cenderung melakukan kegiatannya dibuat-buat.
3)      Timbulnya suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sehingga pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melalkukan observasi.
4)      Observasi banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol.







Contoh daftar cek untuk mengobservasi kegiatan murid pada saat belajar mengajar. berlangsung.
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN MURID KELAS 5 PADA SAAT PROSES BELAJAR-MENGAJAR BERLANGSUNG

MURID
                                           KEGIATAN
MENCATAT
PELAJARAN
BERTANYA
MENJAWAB
PERTANYAAN
MENGANTUK
1 ABDUL




2 AHMAD




3 ALIFA




4 ARIYANDA




5 ARIYO




Hari/tanggal observasi......................................
Berdasarkan observasi di atas, guru akan mengetahui murid yang aktif dan yang pasif dalam belajarnya. Bagi guru tujuan observasi adalah untuk mengetahui :
·    aktivitas yang dilakukan para murid pada saat proses belajar mengajar berlangsung
·    Perhatian murid terhadap pelajaran yang diberikan



2. Catatan Anekdot

          Catatan anekdot adalah catatan otentik hasil observasi, yang
menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian/ peristiwa dalam situasi yang khusus. Dengan menggunakan catatan anekdot guru dapat:
·         Memperoleh pengalaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid
·         Memperoleh pengalaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
·         Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan murid

          Catatan anekdot yang baik memiliki beberapa syarat berikut;

1)      Objektif
Untuk mempertahankan objektifitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
·    catatan harus dibuat sendiri oleh guru
·    pencatatan harus dibuat segera setelah suatu epristiwa terjadi
·    deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari  tafsiran pencatatan sendiri.

2)      Deskriptif 
          Catatan tentang suatu peristiwa mengenai murid hendaknya lengkap disertai dengan latar belakang, percakapan secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat dengan  tersusun sesuai dengan kejadiannya.




3)      Selektif
          Situasi yang dicatat adalah situasi yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru sesuai dengan situasi dan keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi seorang murid yang diduga mempunyai masalah.

CATATAN ANEKDOT
Nama Murid :
Andi
Kelas :
5
Tanggal observasi :
15 maret 2016
Peristiwa :
Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah setengah jam mengikuti pelajaran jam pertama. Ketika itu para murid sedang menyimak penjelasan dari guru, tiba-tiba Andi masuk tanpa terlebih dahulu mengetuk pintu. Dia langsung duduk di bangkunya. Pakaiannya tampak lusuh, dan penampilannya nampak lesu pada hari itu. Andi tidak sedikitpun menunjukkan perhatiannya pada belajar.



          Melalui catatan anekdot ini, guru akan lebih memahami tentang sikap,kebiasaan atau perilaku murid. Sehingga memudahkan guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa.



3. Wawancara
          Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid.

Kelebihan wawancara
1)      Wawancara merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaaan pribadi murid
2)      Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3)      Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi
4)      Digunakan untuk pelengkap data yng dikumpulkan dengan teknik lain.

Kelemahan wawancara
1)      Tidak efisien, yaitu tidak dapt menghemat waktu secara singkat
2)      Sangat tergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
3)      Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara

          Untuk melancarkan proses wawancara dan mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara formatnya sebagai berikut. 


Nama SD :
Alamat    :
Pedoman Wawancara
1.      Wawancara ke
2.      Waktu wawancara
3.      Tempat wawancara
4.      Masalah
5.      Responden
6.      Jalannya wawancara
No
Pertanyaan
Deskripsi/jawaban








7.      Kesimpulan wawancara




Pewawancara/guru                                                               


1.      Angket
          Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
          Beberapa petunjuk untuk menyusun angket:
1)      gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2)      susun kalimat sederhana tapi jelas
3)      hindari kata-kata yang sulit dipahami
4)      pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5)      hindarkan kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.

2. Autobiografi
          Yaitu sebuah karangan pribadi seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain sebgainya.
          Autobiografi bagi guru bertujuan untuk mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya.
 Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi kedalam dua jenis, yaitu :
1). Terstruktur
          Karangan pribadi ini disusun berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti:
·    cita-citaku
·    keluargaku
·    teman-temanku
·    masa kecilku dan sebagainya.
2). Tidak terstruktur
          Di sini murid diminta membuat karangan pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.

3. Sosiometri
          Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri guru dapat mengetahui tentang:
·    Murid yang populer (banyak disenangi teman), murid yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman).
·    Murid yang terisolir (tidak terpilih/tidak disenangi teman)
·    Klik(kelompok kecil,2-3 orang)
Sosiometri juga dapat digunakan untuk:
·    memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota kelompok tertentu
·    menentukan kelompok kerja
·    meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
         
Beberapa hal yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:
·    sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan baik dengan kelompok
·    petunjuk diberikan dengan jelas
·    menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
·    individu harus saling mengenal

Kegunaan sosiometri adalah:
·    memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok
·    menentukan keanggotaan kelompok kerja
·    meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu dalam kelompok
·    mengatur tempatduduk dalam kelas
·    mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota kelompok

4. Studi Kasus
          Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan setiap murid secara mnyeluruh dan mendalam serta mengungkapkan seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai pihak seperti dari semua guru, orang tua, dokter, atau pihak yang berwenang.
          Penggunaan teknik ini bertujuan untuk memahami pribadi murid yang lebih baik, dan membantunya agar murid dapat mengembangkan dunia secara optimal.

Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
1)      Menemukan murid yang bermasalah. contoh: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering bertengkar dan sering bolos(berperilaku menyimpang).
2)      Memperoleh data
Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home visit yaitu kunjungan kerumah orang tua murid atau wawancara langsung dengan siswa yang bersangkutan
3)      Menganalisis data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah, motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
4)      Memberikan layanan bantuan
Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran tertentu apabila ada yang kurang dimengerti. 



BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN
          Teknik tes merupakan salah satu metode atau cara yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan seseorang. Teknik tes terbagi beberapa macam diantaranya: Tes intelegensi, Tes bakat, Tes kepribadian, Tes prestasi belajar
          Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai peserta didik digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
          Macam-macam non-tes diantaranya adalah Observasi, Wawancara, Catatan anekdot, Autobiografi, Sosiometri, Studi khusus
Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak bermasalah dan sebagainya.
          Untuk itu kita bisa mencoba melakukan teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang diperlukan.

B.     SARAN
Sebagai calon guru SD, hendaknya kita mengetahui teknik-teknik dalam memahami perkembangan murid kita, agar dalam mendidik murid nantinya kita dapat memberikan bantuan pada murid kita jika ada yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar baik murid normal ataupun anak yang berkebutuhan khusus
 Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,oleh sebab itu kritik yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi siswa., lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan siswa., berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa bila diperlukan.
































Tidak ada komentar:

Posting Komentar