BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai mahasiswa
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan calon guru SD atau pendidik. Guru
harus mengetahui teknik memahami perkembangan murid, yaitu teknik tes dan
teknik non tes. Tidak hanya itu tetapi guru juga harus mempunyai pengetahuan,
kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu
guru harus mengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan
keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu
Untuk itu
guru harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik. Salah
satunya dengan tes. Tes yang digunakan bisa teknik tes dan non tes sesuai
dengan kemampuan dan minat peserta didik.
Selain itu, tes bisa membantu guru untuk dapat
mengetahui kemampuan juga kelemahan peserta didik yang menjadi masalah dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, guru harus memahami bagaimana teknik tes dan non tes
tersebut dan apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik
pengumpulan data.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian teknik-teknik tes serta jenis-jenisnya?
2.
Apa
pengertian non-tes dan jenis-jenisnya?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui
dan memahami pengertian dan jenis-jenis teknik-teknik tes
2.
Mengetahui
dan memahami pengertian dan jenis-jenis non-tes.
BAB II
PEMBAHASAN
Teknik-teknik untuk memahami perkembangan murid pada dasarnya dapat
dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu:
A. Teknik Tes
Teknik tes
atau disebut juga sebagai testing merupakan usaha pemahaman murid dengan
mengunakan alat-alat yang bersifat mengukur atau men tes. Penggunaan teknik tes
(khususnya tes prestasi belajar) bagi guru di sekolah bertujuan untuk:
·
Menilai
kemampuan belajar murid
·
Memberikan
bimbingan belajar kepada murid
·
Mengecek
kemajuan belajar
·
Memahami
kesulitan-kesulitan belajar
·
Memperbaiki
teknik mengajar
·
Menilai
efektifitas (keberhasilan) mengajar. (Shertzer & Stone, 1971: 235).
Berdasarkan
atas aspek yang diukur, tes dibedakan atas :
1. Tes
Kecerdasan
Kecedasan
dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak. Dapat juga
diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilkau yang jelas
tujuannya; berpikir rasional; dan berhubungan dengan lingkungannya secara
efektif, dengan demikian tes kecerdasan itu tidak lain adalah prosedur yang
sistematis dengan menggunkan instrumen untuk mengetahui kemampuan umum individu
terutama menyangkut kemampuan berpikirnya.
Interval
pola pikir manusia:
Kelas Interval Klasifikasi
Skor IQ
140-ke atas Genius
(luar biasa)
120-139 Very
Superior (sangan cerdas)
110-119 Suverior
(cerdas)
90-109 Normal
(average)
80-89 Dull
(bodoh)
70-79 Berder
line (batas normal)
50-69 Morrons
(debiel)
30-49 Embicile
(embisiel)
Di bawah 30 Idiot
Untuk
mengetahui kecenderungan tingkat kecerdasan murid, diantaranya menggunakan tes
benet-simon (verbal test), yang dipersiapkan untuk anak muali usia 3 tahun
sampai dengan 15 tahun. Tes ini memperhitungkan dua hal yaitu;
Umur
kronologis (“cronological age” disingkat C.A) yaitu umur seseorang sebagaimana
yang ditunjukan dengan hari kelahirannya atau lamanya hidup sejak tanggal
lahirnya.
Umur mental
(“mental age” disingkat M.A) yaitu umur kecerdasan sebagaimana yang ditunjukan
oleh hasil tes kemampuan akademik.
Dengan demikian tingkat intelegensi
ditunjukan dengan perbandingan kecerdasan atau disebut dengan istilah
“intelegensi Quotient” yang biasa disingkat I.Q.
I.Q.=M.A./C.A.
Selain teknik tes diatas, masih
terdapat tes kecerdasan yang lainnya seperti tes progresive metrices yaitu alat
yang mengukur tes intelegensi secara non-verbal yang diberikan kepada anak yang
berusia diantara 9-15 tahun.
2. Tes Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus individu
yang dapat berkembang melalui belajar atau latihan. Untuk mengetahui bakat
telah dipersiapkan beberapa teknik tes diantaranya;
1)
Rekonik,
teknik ini mengukur fungsi motorik, persepsi dan berpikir mekanis.
2)
Tes bakat
musik, tes ini mengukur kemampuan individu dalam aspek-aspek suara, nada,
ritme, warna bunyi, dan memori.
3)
Tes bakat
artistik, tes ini mengukur kemampuan menggambar, melukis, dan erupa (mematung).
4)
Tes bakat
klerikal (perkantoran), tes ini mengukur kemampuan ”kecepatan dan ketelitian”.
5)
Tes bakat
yang multifaktor, tes ini mengukur berbagai kemampuan khusus, yang telah lama
digunakan adalah DAT (differential Artitude Test).
Tes ini mengukur delapan kemampuan
khusus, yaitu;
·
Berpikir
verbal, yang mengungkapkan nalar yang dinyatakan secara verbal.
·
Kemampuan
bilangan, yang mengungkapkan kemampuan berpikir dengan mengunakan angka-angka.
·
Berpikir
abstrak, yang mengungkapkan kemampuan nalar yang dinyatakan dengan mengunkan
berbagai bentuk diagram, yang bersifat nonverbal atau tanpa angka-angka.
·
Hubungan
ruang, visualisasi dan persepsi yang mengungkapkan kemampuan untuk membayangkan
dan membentuk gambar-gambar dari objek-objek dengan hanya melihat gambar diatas
kertas yang rata.
·
Kecepatan
dan ketelitian, yang mengungkapkan ketelitian dan percepatan seseorang dalam
membandingkan dan memperhatikan daftar tertulis, seperti nama-nama atau
angka-angka.
·
Berpikir
mekanik, yang mengungkapkan kemampuan serta pemahaman mengenai hukum-hukum yang
mendasari alat-alat, mesin-mesin, dan gerakan-gerakannya.
·
Penggunaan
bahasa pengucapan, yang mengungkapkan kemampuan pemakaian kata-kata dalam
kalimat, seperti tanda baca, dan tatabahasa.
·
Penggunaan
bahasa-menyusun kalimat yang mengungkap kemampuan pemakaian kata-kata dalam
kalimat seperti tanda baca dan tata bahasa.
3. Tes kepribadian
Allport (dalam Hall dan Lindzey, 1981)
mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari system-sistem
psikopisis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian-penyesuaian yang
unik dengan lingkungan.
Secara umum, definisi tes kepribadian
adalah teknik untuk mengesahkan atau menolak hipotesis dalam pengukuran mental
yang menghasilkan skor untuk membandingkan dua orang atau lebih. Tes ini
dirancang untuk mengukur berbagai faktor psikologis tertentu, biasanya juga
menyangkut pengukuran kemampuan fisik seseorang.
Menurut Lee J. Cronbach dalam
Essential of Psychological Testing, tujuan tes kepribadian adalah mengetahui
perbedaan diantara setiap kepribadian dan kepribadian itu sendiri bersifat
individual, yang berarti tidak seorang pun yang memiliki kepribadian yang sama
diantara satu dengan yang lainnya, dan keribadian itu sendiri bukanlah sesuatu
yang salah atau benar, bukan pula sesuatu yang baik atau pun buruk. Sehingga
kepribadian adalah apa adanya diri anda yang telah memiliki kepribadian yang
unik, berbeda dari yang lain.
Tes-tes kepribadian melibatkan
stimulus terstandarisasi yang ditujukan untuk memancing dan menganalisa
perbedaan reaksi individu. Kepribadian dapat diukur dengan berbagai cara. Cara
yang paling banyak digunakan adalah dengan jalan melihat :
1) Apa yang
seseorang katakan tentang keadaan dirinya sendiri. Cara ini disebut
“self-report inventory”, dimana seseorang mengemukakan atau merespon sesuatu
mengenai dirinya melalui alat yang sudah disediakan. Tes semacam ini sangat
murah dan mudah untuk diberikan, seringkali objektif, namun validitasnya harus
sering dievaluasi dengan hati-hati. Keunggulan Tes ini adalah terstandardisasi,
mudah diberikan, reliabel, menangkap gambaran diri dengan baik; namun terbatas
dalam derajat kekayaan data, mudah untuk dikelabui, tergantung pada pengetahuan
diri. Contoh dari Tes Laporan Diri ini adalah: MMPI (Minnesota Multiphasic
Personality Inventory), ACT (Affective Communication Test), Millon Clinical
Multiaxial Inventory.
2) Apa yang orang
lain katakan tentang keadaan diri seorang. Cara ini disebut “inventories
sociometric”, di mana orang lain diminta untuk mengemukakan keadaan pribadi
seseorang. Menurut Lewis Terman hal ini disebut Studi Longitudinal Terman.
Studi Longitudinal Terman adalah penilaian yang menggunakan kuesioner untuk
mendapatkan informasi individu (terutama anak-anak) dari orang lain (orangtua
atau gurunya). Penilaian yang dilakukan di masa kecil ini terbukti dapat
memperkirakan kepribadian dan pencapaian anak-anak di masa dewasanya.
Keunggulan penilian ini adalah: menyediakan sudut pandang yang tidak terbiaskan
oleh laporan diri individu, dan dengan jelas mengungkap trait yang “terlihat”,
dapat digunakan untuk menilai anak-anak/binatang; namun keterbatasannya adalah
penilaian ini tidak valid apabila analisisnya kurang berpengalaman atau
terpengaruh.
3) Apa yang
seseorang lakukan dalam situasi tertentu. Dalam hal ini seseorang disuruh
melakukan sesuatu dan hal-hal yang dilakukannya itu diamati secara cermat dan
ditafsirkan.
Dari ketiga cara atau pendekatan di
atas, cara yang pertama (self report inventory) merupakan jenis tes kepribadian
yang paling banyak digunakan di sekolah dan di perusahaan dewasa ini.
4. Tes prestasi
belajar
Tes prestasi belajar ini disusun untuk
mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan belajar murid. Tes ini meliputi;
1) Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat
menentukan letak kesulitan murid, terutama dalam mata pelajaran berhitung, dan
membaca
2) Tes pestasi belajar kelompok yang baku, dan tes prestasi
belajar yang disusun oleh para guru.
Menurut Benyamin
S Bloom dalam(Azwar, 2003) menjelaskan bahwa Tes Prestasi Belajar
adalah salah satu alat ukur hasil belajar yang dapat mencakup semua kawasan
tujuan pendidikan. Ia membagi kawasan tujuan pendidikan mejadi tiga bagian,
yaitu:
1)
Kawasan
kogniti
2)
Kawasan
afektif
3)
Kawasan
psikomotorik
Jadi bisa
disimpulkan bahwa tes prestasi belajar adalah suatu alat (tes) yang disusun
untuk mengukur hasil-hasil pengajaran, kemajuan-kemajuan yang telah dicapai
murid setelah ia mengikuti latihan atau pelajaran selama waktu tertentu. Tes
prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasil pembelajaran atau kemajuan
belajar murid. Adapun fungsi dari tes prestasi belajar yakni:
1)
Fungsi penempatan adalah
penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk klasifikasi individu kedalam bidang
atau jurusan.
2)
Fungsi formatif adalah
penggunaan tes prestasi belajar guna melihat sejauh mana kemampuan belajar yang
telah dicapai oleh siswa dalam suatu program pendidikan.
3)
Fungsi diagnostik adalah
penggunaan tes prestasi belajar untuk mendiagnosis kesukaran-kesukaran dalam
belajar, mendeteksi kelemahan-kelemahan siswa yang dapat diperbaiki segera, dan
semacamnya.
4)
Fungsi sumatif adalah
penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk memperoleh informasi mengenai
penguasaan pelajaran yang telah direncanakan sebelumnya dalam suatu program
pelajaran. Tes sumatif merupakan pengukuran akhir dalam suatu program dan
hasilnya dipakai untuk menentukan apakah siswa dapat dinyatakan lulus dalam
program pendidikan tersebut atau apakah siswa dinyatakan dapat melanjutkan ke
jenjang program yang lebih tinggi.
Cara Mengukur Prestasi Belajar
Pengukuran
dilakukan dengan mengukur tes-tes, yang biasa disebut dengan ulangan.
Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajardapat dilakukan
melalui beberapa tes prestasi belajar antara lain :
1) Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa
pokok bahasan tertentu yang
diadakan sebelum atau selama pelajaran
berlangsung dan bertujuan
untuk memperoleh gambarantentang daya serap
siswa terhadap pokok bahasan
tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar
mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yangtelah
diajarkan dalam waktu
tertentu. Tujuannya adalah untukmemperoleh gambaran
daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkatprestasi belajar siswa. Hasil tes
subsumatif ini dimanfaatkan
untukmemperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan
dalammenentukan nilai rapor.
3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa
terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang
telah diajarkan selama satu semesteratau satu catur
wulan. Tujuannya adalah
untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan
belajar siswa dalam suatu
perioe belajar. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan
untuk kenaikan kelas,
menyusun peringkat(rangking) atau sebagai ukuran mutu
sekolah.
Ditinjau
dari bentuk soalnya maka tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Tes non obyektif yaitu hasilnya dipengaruhi oleh pemberian
nilai seperti tes uraian.Tes uraian
dapat digolongkan kedalam dua bagian yaitu:
·
Tes uraian
terbuka, yaitu setiap peserta tes sepenuhnya memiliki kebebasan untuk menjawab
sesuai dengan yang dipikirkannya.
·
Tes uraian terbatas, yaitu jawaban
yang dikehendaki adalah jawaban yang sifatnya sudah dibatasi.
2) Tes
obyektif, karna
siapapun yang memeriksa hasil tes akan menunjukkan skor yang sama. Tes bentuk
obyektif memiliki model yang lebih banyak dan variatif dibandingkan tes bentuk
uraian. Oleh sebab itulah tes obyektif lebih sering digunakan dalam tes
prestasi hasil belajar dibandingkan tes bentuk uraian. Ada beberapa
penggolongan tes obyektif yaitu :
·
Tes benar salah, adalah
bentuk tes yang mengajukan beberapa pernyataan yang bernilai benar atau salah.
Biasanya ada dua pilihan jawaban yaitu huruf B yang berarti pernyataan tersebut
benar dan S yang berarti pernyataan tersebut salah. Tugas peserta tes adalah
menentukan apakah pernyataan tersebut benar atau salah.
·
Tes Menjodohkan,Tes
menjodohkan ini memiliki satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Tugas
peserta tes adalah mencari pasangan setiap pertanyaan yang terdapat dalam seri
pertanyaan dan seri jawaban.
·
Tes Isian, Tes bentuk
isian dapat digunakan dalam bentuk paragraph-paragraf yang merupakan rangkaian
cerita atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan
kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah
mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai.
·
Tes Pilihan ganda,Tes bentuk
pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu
materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang
terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih
jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuaia dengan pernyataan yang
ada dalam soal.
Dari
beberapa bentuk tes yang tersedia, tidak semuanya dapat digunakan secara
bersamaan dalam satu kesempatan. Ada beberapa pertimbangan yang diperlukan
untuk memilih bentuk tes yang paling sesuai. Menurut Djemari Mardapi (2004: 73) pemilihan bentuk tes yang tepat
ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta, waktu yang tersedia untuk
pemeriksaan lembar jawaban, cakupan materi tes dan karakteristik mata pelajaran
yang diujikan.
Tujuan
utama penggunaan tes prestasi belajar adalah agar guru dapt membuat
keputusan-keputusan, seleksi dan klasifikasi, serta menentukn keefektifan
pengajaran. Hasil-hasil tes prestasi dapat digunakan untuk mengukur hasil-hasil
belajar, mengenali murid-murid yang membutuhkan pengajaran perbaikan,
memudahkan murid-murid dan sebagai criteria dalam menilai teknik pengajaran.
B.Teknik Non-Tes
Teknik non-tes merupakan prosedur
pengumpulan data yang dirancang untuk memahami pribadi murid, yang pada umumnya
bersifat kualitatif. Teknik ini tidak menggunakan alat-alat yang bersifat
mengukur, tetapi hanya menggunakan alat yang bersifat menghimpun atau
mendeskripsikan saja.
1. Observasi
(pengamatan)
Yaitu teknik atau cara untuk mengamati
suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku). Karena sifatnya mengamati,
maka alat yang paling pokok dalam teknik ini adalah panca indera, terutapa
indera penglihatan dan memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
· Dilakukan dengan tujuan yang dirumuskan terlebih
dahulu
· Direncanakan dengan sistematis
· Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
· Perlu diperiksa keteltiannya.
Teknik
observasi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu:
1)
Observasi
sehari-hari, yaitu yang tidak direncanakan dengan seksama, karena pengamatan
ini dikerjakan sambil mengerjakan tugas rutin, juga tidak memiliki pedoman, dan
dilaksanakannya secara insidental terhadap tingkah laku murid yang menonjol
atau menyimpang.
2)
Observasi
sistematis, yaitu yang direncanakan dengan seksama, serta memiliki pedomannya,
yang berisi tujuan, tempat, waktu, dan item-item yang menggambarkan tingkah
laku observan (murid yang diobservasi)
3)
Observasi
partisipatif, yaitu observasi dimana observer berada dalam situasi yang sedang
diamati. Contoh, guru mengamati perilaku siswa pada saaat proses
belajar-mengajar berlangsung.
4)
Observasi
nonpartisipatif, dalam observasi ini observer tidak turut atau berada dalam
situasi kegiatan siswa. Contoh, guru mengamati perilaku siswa yang sedang
belajar dengan guru lain.
Kelebihan
observasi :
1)
Observasi
merupakan teknik yang langsung dapat dipergunakan untuk memperhatikan berbagai
gejala tingkah laku murid.
2)
Observasi
memungkinkan pencatatan yang serempak dengan kejadian yang penting:
3)
Observasi
baik sekali untuk digunakan sebagai teknik untuk melengkapi data yang diperoleh
dengan teknik lain.
4)
Dalam
observasi pengumpul data tidak perlu mempergunakan bahasa untuk berkomunikasi
dengan objek yang ditelaah.
Kelemahan
observasi :
1)
Banyak hal
yang tidak dapat dicapai dengan observasi langsung
2)
Apabila
objek observasi mengetahui bahwa ia sedang diamatai cenderung melakukan
kegiatannya dibuat-buat.
3)
Timbulnya
suatu kejadian yang hendak diobservasi tidak selalu dapat diramalkan sehingga
pengamat sukar untuk menentukan waktu yang tepat untuk melalkukan observasi.
4)
Observasi
banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol.
Contoh daftar cek
untuk mengobservasi kegiatan murid pada saat belajar mengajar. berlangsung.
LEMBAR OBSERVASI TERHADAP KEGIATAN MURID KELAS 5 PADA SAAT PROSES
BELAJAR-MENGAJAR BERLANGSUNG
MURID
|
KEGIATAN
|
|||
MENCATAT
PELAJARAN
|
BERTANYA
|
MENJAWAB
PERTANYAAN
|
MENGANTUK
|
|
1 ABDUL
|
|
|
|
|
2 AHMAD
|
|
|
|
|
3 ALIFA
|
|
|
|
|
4 ARIYANDA
|
|
|
|
|
5 ARIYO
|
|
|
|
|
Hari/tanggal observasi......................................
Berdasarkan observasi di atas, guru akan mengetahui murid yang
aktif dan yang pasif dalam belajarnya. Bagi guru tujuan observasi adalah untuk
mengetahui :
·
aktivitas yang dilakukan para murid pada saat proses belajar
mengajar berlangsung
·
Perhatian murid terhadap pelajaran yang diberikan
2. Catatan
Anekdot
Catatan anekdot adalah catatan otentik
hasil observasi, yang
menggambarkan
tingkah laku murid atau kejadian/ peristiwa dalam situasi yang khusus. Dengan menggunakan
catatan anekdot guru dapat:
·
Memperoleh
pengalaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid
·
Memperoleh
pengalaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
·
Memudahkan
dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan murid
Catatan anekdot yang baik memiliki
beberapa syarat berikut;
1)
Objektif
Untuk
mempertahankan objektifitas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
· catatan harus dibuat sendiri oleh guru
· pencatatan harus dibuat segera setelah suatu epristiwa
terjadi
· deskripsi dari suatu peristiwa dipisahkan dari tafsiran pencatatan sendiri.
2)
Deskriptif
Catatan tentang suatu peristiwa
mengenai murid hendaknya lengkap disertai dengan latar belakang, percakapan
secara langsung, dan kejadian-kejadian dicatat dengan tersusun sesuai dengan kejadiannya.
3)
Selektif
Situasi yang dicatat adalah situasi
yang relevan dengan tujuan dan masalah yang sedang menjadi perhatian guru
sesuai dengan situasi dan keadaan murid. Contoh : Guru bermaksud mengobservasi
seorang murid yang diduga mempunyai masalah.
CATATAN ANEKDOT
Nama Murid :
|
Andi
|
Kelas :
|
5
|
Tanggal observasi :
|
15 maret 2016
|
Peristiwa :
|
Pada pukul 07.30 semua murid kelas 5 sudah setengah jam
mengikuti pelajaran jam pertama. Ketika itu para murid sedang menyimak
penjelasan dari guru, tiba-tiba Andi masuk tanpa terlebih dahulu mengetuk
pintu. Dia langsung duduk di bangkunya. Pakaiannya tampak lusuh, dan
penampilannya nampak lesu pada hari itu. Andi tidak sedikitpun menunjukkan
perhatiannya pada belajar.
|
Melalui catatan
anekdot ini, guru akan lebih memahami tentang sikap,kebiasaan atau perilaku
murid. Sehingga memudahkan guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk
mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang
diminta informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, atau orang lain
yang diminta keterangan tentang murid.
Kelebihan wawancara
1)
Wawancara
merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaaan pribadi murid
2)
Dapat
dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
3)
Dapat
diselenggarakan serempak dengan observasi
4)
Digunakan
untuk pelengkap data yng dikumpulkan dengan teknik lain.
Kelemahan wawancara
1)
Tidak
efisien, yaitu tidak dapt menghemat waktu secara singkat
2)
Sangat
tergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
3)
Menuntut
penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Untuk melancarkan proses wawancara dan
mendokumentasikan hasilnya dapat dibuat pedoman wawancara formatnya sebagai
berikut.
Nama SD :
Alamat :
Pedoman Wawancara
1.
Wawancara ke
2.
Waktu wawancara
3.
Tempat wawancara
4.
Masalah
5.
Responden
6.
Jalannya wawancara
No
|
Pertanyaan
|
Deskripsi/jawaban
|
|
|
|
7.
Kesimpulan wawancara
Pewawancara/guru
1. Angket
Angket (kuesioner) merupakan alat
pengumpul data melalui komunikasi tidak langsuang, yaitu melalui tulisan.
Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan
keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
Beberapa petunjuk untuk menyusun
angket:
1)
gunakan
kata-kata yang tidak mempunyai arti lengkap
2)
susun
kalimat sederhana tapi jelas
3)
hindari
kata-kata yang sulit dipahami
4)
pertanyaan
jangan bersifat memaksa untuk dijawab
5)
hindarkan
kata-kata yang negatif dan menyinggung perasaan responden.
2. Autobiografi
Yaitu sebuah karangan pribadi
seseorang (siswa) yang murni hasil dirinya sendiri tanpa dimasuki pikiran dari
orang lain, ini lebih menjurus tentang pengalaman hidup, cita-cita dan lain
sebgainya.
Autobiografi bagi guru bertujuan untuk
mengetahui keadaan murid yang berhubungan dengan minat, cita-cita, sikap terhadap
keluarga, guru atau sekolah dan pengalaman hidupnya.
Autobiografi ini dalam pembuatannya dibagi
kedalam dua jenis, yaitu :
1).
Terstruktur
Karangan pribadi ini disusun
berdasarkan tema (judul) yang telah ditentukan sebelumnya, seperti:
· cita-citaku
· keluargaku
· teman-temanku
· masa kecilku dan sebagainya.
2). Tidak
terstruktur
Di sini murid diminta membuat karangan
pribadi secara bebas, dan tidak ditentukan kerangka karangan terlebih dahulu.
3. Sosiometri
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi
dengan menghubungkan atau interasksi sosial diantara murid. Dengan sosiometri
guru dapat mengetahui tentang:
· Murid yang populer (banyak disenangi teman), murid
yang terisolir (tidak dipilih/disukai teman).
· Murid yang terisolir (tidak terpilih/tidak disenangi
teman)
· Klik(kelompok kecil,2-3 orang)
Sosiometri
juga dapat digunakan untuk:
· memperbaiki hubungan insani diantara anggota-anggota
kelompok tertentu
· menentukan kelompok kerja
· meneliti kemampuan memimpin seorang individu dalam
kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu.
Beberapa hal
yang perlu diingat dala melancarkan sosiometri:
· sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha
menciptakan hubungan baik dengan kelompok
· petunjuk diberikan dengan jelas
· menjaga kerahasian pilihan maupun hasil
· individu harus saling mengenal
Kegunaan
sosiometri adalah:
· memperbaiki hubungan sisoal individu dalam kelompok
· menentukan keanggotaan kelompok kerja
· meneliti kecenderungan potensi kepemimpinan individu
dalam kelompok
· mengatur tempatduduk dalam kelas
· mengenali kekompakan dan perpecahan dalam anggota
kelompok
4. Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik
mempelajari perkembangan setiap murid secara mnyeluruh dan mendalam serta
mengungkapkan seluruh aspek pribadi murid yang datanya diperoleh dari berbagai
pihak seperti dari semua guru, orang tua, dokter, atau pihak yang berwenang.
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk
memahami pribadi murid yang lebih baik, dan membantunya agar murid dapat
mengembangkan dunia secara optimal.
Dalam
melaksanakan studi kasus ini dapat ditempuh langkah-langkah :
1)
Menemukan
murid yang bermasalah. contoh: prestasi belajarnya sangat rendah, nakal, sering
bertengkar dan sering bolos(berperilaku menyimpang).
2)
Memperoleh
data
Cara untuk memperoleh data yaitu wawancara dengan guru lain, Home visit
yaitu kunjungan kerumah orang tua murid atau wawancara langsung dengan siswa
yang bersangkutan
3)
Menganalisis
data
Berbagai faktor yang mungkin terjadi penyebab anak mengalami kelainan
adalah kondisi keluarga yang tidak harmonis, tingkat kecerdasan rendah,
motivasi belajar rendah, sering sakit-sakitan, kurang mengetahui konsep-konsep
dasar atau pengetahuan tentang mata pelajaran tertentu
4)
Memberikan
layanan bantuan
Dapat dengan mengajar kembali tentang konsep-konsep dasar mata pelajaran
tertentu apabila ada yang kurang dimengerti.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teknik tes merupakan salah satu metode
atau cara yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui tingkat kemampuan dan kelemahan
seseorang. Teknik tes terbagi beberapa macam diantaranya: Tes intelegensi, Tes
bakat, Tes kepribadian, Tes prestasi belajar
Selain itu untuk memahami perkembangan anak sebagai
peserta didik digunakan Non-tes yang merupakan proses pengumpulan data untuk
memahami pribadi pada umumnya bersifat kualitatif.
Macam-macam non-tes diantaranya adalah Observasi,
Wawancara, Catatan anekdot, Autobiografi, Sosiometri, Studi khusus
Teknik-teknik
tersebut bertujuan untuk membantu memberi informasi kepada guru untuk
mengetahui anak yang berbakat, kemampuan tinggi, kemampuan rendah, anak
bermasalah dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa mencoba melakukan
teknik tes ataupun non-tes untuk mengetahui suatu informasi yang diperlukan.
B. SARAN
Sebagai calon guru SD, hendaknya
kita mengetahui teknik-teknik dalam memahami perkembangan murid kita, agar
dalam mendidik murid nantinya kita dapat memberikan bantuan pada murid kita
jika ada yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar baik murid
normal ataupun anak yang berkebutuhan khusus
Penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam penulisan makalah ini,oleh sebab itu kritik yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis. Adapun beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu
berikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan keinginannya, lakukanlah
beberapa teknik tes atau non-tes yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi
siswa., lakukanlah secara kontinue/berkesinambungan untuk mengetahui keadaan
siswa., berikanlah bimbingan juga pengarahan tambahan atau lebih kepada siswa
bila diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar