BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau
serta mempunyai berbagai macam kebudayaan. Salah satu kebudayaan Indonesia yang
sangat terkenal bahkan sampai ke luar negeri, ialah kebudayaan Bali. Bali
terkenal akan keindahan serta kesenian yang dimilikinya, yeng membuat Bali
memiliki daya tarik tersendiri, sehingga tidak heran di Bali akan kita temui
orang-orang dari seluruh dunia, bukan hanya dari Indonesia.
Provinsi bali merupakan salah satu
provinsi yang cukup terkenal di Indonesia karena merupakan salah satu aset
devisa negara Indonesia yang cukup tinggi di bidang pariwisatanya,
sehingga banyak orang asing yang datang dan berdampak pada budaya asli Bali. Di
tempat-tempat wisata tentu perbedaan ras, budaya dan pola hidup sering kita
temukan.
Dapat kita lihat dari bahasa yang
digunakan, makanan yang dikonsumsi, maupun hiburaan-hiburan yang dibutuhkan
semua berbeda. Patut kita tiru, walau terdapat banyak perbedaan masyarakat Bali
tetap santun dalam melayani wisatawan.
Oleh karena itu masyarakat Bali dikenal
dengan penduduknya yang ramah. Selain itu budaya masyarakat Bali masih tetap
kokoh walau berbaur dengan kebudayaan yang berbeda. Maka penulis tertarik untuk
memaparkan tentang PENGARUH BUDAYA ASING TERHADAP KEBUDAYAAN BALI
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Kebudayaan
Bali dan bahasa yang digunakan?
2. Bagaimana
system pengetahuan, teknologi dan kemasyarakatan di Bali?
3. Bagaimana
system mata pencaharian masyarakat Bali?
4. Bagaimana
system religi masyarakat Bali?
5. Apa
saja kesenian masyarakat Bali?
6. Bagaimana
pengaruh budaya asing terhadap budaya Bali?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
mengetahui kebudayaan Bali dan bahasa yang digunakan.
2. Untuk
mengetahui system pengetahuan, teknologi dan kemasyarakatan di Bali.
3. Untuk
mengetahui system mata pencaharian masyarakat Bali.
4. Untuk
mengetahui system religi masyarakat Bali.
5. Untuk
mengetahui kesenian masyarakat Bali.
6. Untuk
mengetahui pengaruh budaya asing terhadap budaya Bali.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Kebudayaan
Bali dan Bahasa yang Digunakan
Bali berasal dari kata “Bal” dalam
bahasa Sansekerta berarti “Kekuatan”, dan “Bali” berarti “Pengorbanan” yang
berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap
untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam
mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.
Ibukota Provinsi Bali adalah Denpasar.
Provinsi bali sendiri tidak hanya terdiri dari pulau (dewata) Bali saja, namun
juga terdiri dari banyak pulau yang lain, contohnya pulau Nusa Penida, Nusa
Lembongan, Nusa Ceningan, dan lain – lain. Provinsi Bali secara astronomis
terletak di 8° LS dan 115° BT. Daerah ini masih memiliki iklim tropis seperti
Provinsi lainnya di Indonesia. Secara geografis provinsi ini berbatasan dengan
Provinsi Jawa Timur, dan Selat Bali di sebelah barat, Laut Bali di sebelah
utara, samudera hindia di sebelah selatan, dan Selat Lombok di sebelah timur.
Penduduk Bali terdiri dari dua, yaitu penduduk
asli Bali atau disebut juga Bali Aga (baca :bali age) dan penduduk bali
keturunan Majapahit. Sedangkan kebudayaan Bali memiliki kebudayaan yang khas
karena secara belum terpengaruhi oleh budaya lain.
Bahasa Bali merupakan bahasa Austronesia dari
cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini
dipergunakan di pulau Bali,
pulau Lombok bagian
barat, dan sedikit di ujung timur pulau Jawa.
Di Bali sendiri Bahasa Bali memiliki tingkatan penggunaannya, yaitu:
a) Bali
Alus, untuk bertutur formal misalnya dalam pertemuan di tingkat desa adat,
meminang wanita, atau antara orang berkasta rendah dengan berkasta lebih
tinggi.
b) Madya
dipergunakan di tingkat masyarakat menengah misalnya pejabat dengan bawahannya.
c) Kasar
digunakan oleh orang kelas rendah misalnya kaum sudra atau antara bangsawan
dengan abdi dalemnya.
Kebudayaan Bali sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi mengenai hubungan manusia dengan Tuhan
( parhyangan) hubungan
sesama manusia (pawongan ), dan hubungan manusia dengan lingkungan (palemahan), yang tercermin dalam ajaran Tri
Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan). Apabila manusia
mampu menjaga hubungan yang seimbang dan harmonis dengan ketiga aspek tersebut
maka kesejahteraan akan terwujud.
Selain nilai-nilai keseimbangan dan
harmonisasi, dalam kebudayaan Bali juga dikenal adanya konsep tri
semaya yakni persepsi
orang Bali terhadap waktu. Menurut orang Bali masa lalu (athita ), masa kini ( anaghata )
dan masa yang akan datang ( warthamana ) merupakan suatu rangkaian waktu yang tidak dapt
dipisahkan satu dengan lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh
hasil perbuatan di masa lalu, dan perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan
di masa yang akan datang.
Dalam ajaran hukum karma phala disebutkan
tentang sebab-akibat dari suatu perbuatan, perbuatan yang baik akan mendapatkan
hasil yang baik, begitu pula sebaliknya.
§ Pakaian
Adat
Bali
juga memiliki bermacam-macam variasi pakaian adat. Untuk perempuan yang masih
remaja menggunakan sanggul gonjer, sedangkan perempuan atau wanita dewasa
menggunakan sanggul tagel, kemudian menggunakan sesentang atau kemben songket,
Kain wastra, Sabuk prada (stagen) untuk membelit pinggul dan dada, Selendang
songket bahu ke bawah, Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam, Beragam
ornamen perhiasan, Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas
kaki sebagai pelengkap.
Untuk
pria menggunakan ikat kepala atau udeg lalu menggunakan selendang pengikat atau
umpal, kain kampuh, kain wastra, keris, sabuk, kemeja atau jas, serta ornament
yang digunakan untuk menghiasi penampilan pria.
§ Rumah Adat
Rumah adat
Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali ajaran terdapat pada kitab
suci Weda yang mengatur soal tata letak sebuah bangunan yang hampir mirip
dengan ilmu Feng Shui dalam ajaran Budaya China. Rumah adat Bali harus memenuhi
aspek pawongan (manusia/penghuni rumah), pelemahan (lokasi/lingkungan) dan yang
terahir parahyangan.
Pada
umumnya rumah Bali di penuhi dengan pernak-pernik hiasan, ukiran serta warna
yang alami lalu patung-patung symbol ritual. Bangunan Rumah Adat Bali
terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil dalam satu area yang
disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman mulai ada
perubahan pada bangunan dimana bangunannya tidak lagi terpisah-pisah.
§ Tata Cara Penamaan
Untuk
membedakan jenis kelamin, masyarakat Bali menggunakan awalan “I” untuk anak
laki-laki dan awalan “Ni” untuk anak perempuan. Untuk anak pertama, biasanya
diberi awalan “Wayan”, yang diambil dari kata "wayahan" yang artinya
"tertua/lebih tua/yang paling matang". Selain Wayan, nama depan untuk
anak pertama juga sering digunakan adalah "Putu" dan
"Gede". Kata “Putu” artinya "cucu", sedangkan “Gede”
artinya "besar/lebih besar". Dua awalan nama ini biasanya digunakan
oleh masyarakat Bali bagian utara dan barat, sedangkan di Bali bagian timur dan
selatan cenderung memakai nama Wayan.
Untuk anak
perempuan kadang juga diberi tambahan kata “Luh”. Untuk anak kedua, biasanya
diberi awalan "Made", diambil dari kata "madya (tengah)".
Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga dapat diberi nama depan
"Nengah" yang juga diambil dari kata "tengah". Ada juga
yang menggunakan awalan “Kadek” yang merupakan serapan dari kata “adi” yang
bermakna "utama atau adik".
Untuk anak
ketiga, biasanya diberi nama depan "Nyoman" atau "Komang".
Nyoman konon diambil dari kata "nyeman (lebih tawar)" yang asalnya
dari lapisan terakhir pohon pisang, sebelum kulit terluar, yang rasanya cukup
tawar. Nyoman. Komang, secara etimologis berasal dari kata "uman"
yang bermakna “sisa / akhir”.Untuk anak keempat, biasanya diawali dengan
“Ketut”, yang merupakan serapan dari kata “ke + tuut” yang bermakna
"mengikuti / mengekor". Ada juga yang mengkaitkan dengan kata kuno
"Kitut" yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari
sesisir pisang. Karena program KB yang dianjurkan pemerintah, semakin sedikit
orang Bali yang berawalan Ketut.
Untuk
keturunan dari kasta Brahmana, biasanya digunakan awalan "Ida Bagus"
untuk laki-laki dan "Ida Ayu" untuk perempuan. Kasta Brahmana adalah
kasta dari profesi pemuka agama, misalnya pendeta.Untuk keturunan dari kasta
Ksatria, biasanya digunakan awalan "Anak Agung", "I Gusti
Agung", "Cokorda", "I Dewa", "Desak"
(perempuan), "Dewa Ayu" (perempuan), "Ni Gusti Ayu"
(perempuan), dan "I Gusti Ngurah". Kasta Ksatria merupakan kasta
dengan profesi pelaksana pemerintahan (PNS) dan pembela negara (TNI/POLRI). Untuk
keluarga yang memiliki lebih dari empat anak, dapat digunakan kembali nama-nama
depan sebelumnya sesuai urutannya untuk anak kelima dan seterusnya. Ada juga
yang sengaja menambahkan kata "Balik" setelah nama depan anaknya
untuk memberi tanda bahwa anak tersebut lahir setelah anak yang keempat.
2.
System
Pengetahuan, teknologi dan Kemasyarakatan Masyarakat Bali
a) System
pengetahuan
Masyarakat
Bali memiliki berbagai sistem pengetahuan yang bersumber dari Agama Hindu dan
budaya India, antara lain:
§ sistem pengobatan (ausadha)
§ pembangunan rumah (hastakosalakosali
dan hastabhumi
b) system teknologi
§ system
pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di
sawah-sawah.
§ arsitektur
yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng
Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif.
§ senjata
tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut
kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang
yang terkena gigitan binatang berbisa.
c) System
kemasyarakatan
Dasar-dasar pokok sistem sosial
kemasyarakatan orang Bali menurut Geria (2000:63) bertumpu pada empat landasan
utama, yaitu:
1) Kekerabatan,
yang berlandaskan prinsip patrilineal. Kelompok-kelompok kekerabatan merentang
dari unit terkecil, yaitu keluarga inti, meluas ke unit menengah keluarga luas,
sampai dengan klan patrilineal. Yang termasuk dalam kekerabatan, adalah upacara
:
§ Perkawinan,
dalam upacara perkawinan ada beberapa upacara yang harus dilalui, yaitu:
Upacara
ngekeb yang bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan
remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada
Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini
serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik.
Dan sore harinya, seluruh tubuh calon
pengantin wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga
kenanga, dan beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah disediakan wadah
berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang
pun tersedia untuk keramas.
Kemudian dilanjutkan upacara dalam kamar
pengantin, yang telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya
calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai calon
suaminya datang menjemput.
Pada saat acara penjemputan dilakukan,
pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai kepalanya akan
ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini sebagai perlambang bahwa
pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya sebagai remaja dan kini
telah siap menjalani kehidupan baru bersama pasangan hidupnya.
Mungkah
Lawang (Buka Pintu) yaitu, adat mengetuk pintu pengantin wanita sebanyak tiga
kali, sebagai bentuk bahwa pengantin pria telah datang untuk menjemput
pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.
Upacara Mesegehagung, ketika kedua pengantin di
pekarangan rumah pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap
melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat
datang kepada pengantin wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar
pengantin. Ibu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan
kepada pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera
dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan tali
benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng.
Kemudian ada juga upacara Madengen dengan, yang bertujuan
untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari energi negatif
dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian.
Mewidhi Widana, merupakan acara penyempurnaan pernikahan adat bali untuk
meningkatkan pembersihan diri pengantin yang telah dilakukan pada acara
sebelumnya. Lalu keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa
mohon izin dan restu Yang Kuasa.
Mejauman Ngabe Tipat Bantal, yaitu Setelah beberapa hari menikah, baru
upacara ini dilaksanakan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang
tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa
mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar
suaminya.
§ Potong Gigi
Wajib
dilakukan oleh laki-laki dan wanita yang beranjak dewasa yang di tandai
datangnya menstruasi untuk wanita dan membesarnya suara untuk laki-laki. Potong
gigi berarti merapikan atau mengikir enam gigi pada rahang atas, yaitu empat
gigi seri dan dua taring kiri dan kanan yang dipercaya untuk menghilangkan enam
sifat buruk yang melekat pada diri seseorang, yaitu kama (hawa nafsu), loba
(tamak), krodha (amarah), mada (mabuk), moha (bingung), dan matsarya (iri hati
atau dengki).
§ Kematian
Upacara
kematian masyarakat Bali disebut upacara ngaben, yaitu upacara pembakaran bagi
orang yang sudah meninggal. Pada intinya upacara ini untuk mengembalikan roh
leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda
mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu,
Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa selaku Dewa yang dipercaya
oleh masyarakat atau umat hindu khususnya masyarakat hindu Bali.
2) Wilayah,
yang terwujud dalam bentuk komunitas desa adat dengan sub sistemnya menggunakan
banjar atau desa.
3) Agraris,
yang berkembang sebagai organisasi subak.
4) Kepentingan
khusus, yang terwujud sebagai organisasi sekaa.
3.
System
Mata Pencaharian
Mata pencarian penduduk beraneka ragam yang
meliputipekerjaan sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai
jasakhususnya bidang kepariwisataan. Pertanian merupakan matapencarian pokok
masyarakat dan sebagian besar masyarakat baliadalah petani. Jenis pertanian
meliputi pertanian sawah danperkebunan. Didalam system pertanian di bali subak
memegangperanan yang sangat penting.
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian
mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik,
pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat
pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata
pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman,
patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll.
Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan
pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka
timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan.
4.
System
Religi
Sebagian besar masyarakat di Bali menganut agama Hindu sekitar
95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama
Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu
adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin. Orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam
bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang
pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah
dibali disebut pura. Agama hindu memiliki kerangka dasar meliputi tiga hal yaitu:
§ tatwa (filsafat)
§ etika (tata susila)
§ yadnya (upacara)
Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben
yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah
meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri
adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang
pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10
(kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek
landep, tumpek uduh, dan siwa ratri.
Agama hindu berdasarkan pada kitab suci Wedha, yang keseluruhannya
dihimpun dalam empat samhita, yaitu Reg Wedha Samhita, Sama Wedha Samhita,
Yayur Wedha Samhita, dan Atharwa Wedha Samhita.
Pada hakikatnya ajaran agama hindu adalah panca cradha yang artinya
lima keyakinan , yaitu:
§ Widi
Cradha
adalah keyakinan terhadap Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa.
§ Atma
Cradha
adalah keyakinan akan adanya atman atau jiwa pada setiap makhluk.
§ Karma
Phala Cradha
adalah keyakinan terhadap hukum perbuatan.
§ Purnabhawa
Cradha
adalah keyakinan terhadap adanya reinkarnasi atau kelahiran kembali setelah
kematian.
§ Moksa
Cradha
adalah keyakinan terhadap moksa yaitu kebahagiaan yang kekal abadi.
Ketika Agama Hindu masuk ke Bali, masyarakat Bali saat itu
telah menganut kepercayaan kepada roh suci leluhur, adanya penguasa alam, dan
gunung-gunung yang dianggap suci. Agama Hindu yang memiliki keyakinan (Sraddha)
yang sama dengan kepercayaan setempat, yakni Pitrapuja (pemujaan kepada roh
suci leluhur) mudah saja diterima oleh masyarakat Bali saat itu.
Dan hal tersebut berlangsung hingga saat ini. Kedatangan
Agama Hindu ke Bali tidak mengubah kepercayaan setempat tetapi memberikan
pencerahan dengan lebih mengembangkan kepercayaan setempat.
5.
Kesenian Masyarakat Bali
a) Seni Bangunan
Seni bangunan nampak pada bangunan
candi yang banyak terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar.
b) Seni Tari
Tari tradisional Bali antara lain :
§ Tari Barong
Yang mengambarkan pertarungan yang sengit antara kebaikan melawan
kejahatan. Barong vs Rangda ialah dua eksponen yang saling kontradiktif satu
dengan yang lainnya. Barong dilambangkan dengan kebaikan, dan lawannya Rangda
ialah manifestasi dari kejahatan. Tari Barong biasanya diperankan oleh dua
penari yang memakai topeng mirip harimau sama halnya dengan kebudayaan
Barongsai dalam kebudayaan China. Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah
menyeramkan dengan dua gigi taring runcing di mulutnya.
§
Tari Kecak
Di ciptakan pada tahun 1930 yang dimainkan oleh laki-laki. Tari ini
biasanya diperankan oleh banyak pemain laki-laki yang posisinya duduk berbaris
membentuk sebuah lingkaran dengan diiringi oleh irama tertentu yang menyeruakan
“cak” secara berulang-ulang, sambil mengangkat kedua tangannya.
Tari Kecak ini menggambarkan kisah Ramayana di mana saat barisan kera membantu
Rama melawan Rahwana.
§
Tari Pendet
Di tarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan
para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya penuh
dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini digunakan pada acara ibadah di
pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa yang turun ke dunia.
§ Tari Panji Semirang
Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji Semirang
adalah tarian yang menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana,
yang menyamar menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan suaminya. Dalam
pengembaraannya ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.
§ Tari Condong
Tarian ini adalah tarian klasik Bali yang memiliki gerakan
yang sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja.
§ Tari Condong
Tarian ini adalah tarian klasik Bali yang memiliki gerakan
yang sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja.
c) Seni Musik
§ Gamelan Bali
§ Rindik, merupakan alat musik khas
Bali yang terbuat dari bambu yang bernada selendro. Alat musik ini dimainkan
oleh 2 sampai 4 orang, 2 orang menabuh rindik sisanya meniup seruling. Alat
musik ini digunakan untuk pementasan tarian joget bumbung dan untuk acara
pernikahan.
d) Kerajinan
§ tas anyaman
§ ukiran bali berupa pajangan ataupun
untuk pintu
§ kerajinan tangan yang terbuat dari
perak maupun kaca
§ topeng kayu asal Bali
§ pernak pernik accessories Bali
6.
Pengaruh
Budaya Asing Terhadap Budaya Bali.
a) Dampak Positif
Bali memiliki daya tarik wisata yang mengagumkan, sehingga
dapat menarik jutaan wisatawan asing, dan hamper semua media Internasional yang
berhubungan dengan pariwisata menjadikan Bali berada di tempat teratas dalam
tujuan tempat wisata tropis, karena tradisi dan budayanya. Hal ini berdampak
pada pendapatan devia Negara Indonesia.
Salah satu dampak positif budaya asing yang masuk dalam
kebudayaan Bali adalah, penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional
dikalangan masyarakat Bali dari anak-anak hingga orang dewasa, hal ini di
sebabkan banyaknya turis asing yang berdatangan di Bali, yang membuat
masyarakat Bali harus menggunakan bahasa Inggris ketika berkomunikasi pada
turis Asing. Sehingga masyarakat Bali, lebih cepat mengerti dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Inggis. Dampak positif lainnya dapat ditemukan dalam hal
pelestarian budaya, adat istiadat, cara hidup, kesenian, penyediaan lapangan
pekerjaan, dan membangkitkan perekonomian nasyarakat lokal.
b) Dampak Negatif
Selain dampak positif, budaya asing juga berdampak negatif
terhadap budaya Bali. Seperti yang kita ketahui Indonesia secara umum, dan Bali
secara khusus sangat menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kesusilaan. Dengan
adanya budaya asing yang sedikit bertentangan dengan kebudayaan Indonesia,
dimana nilai kesopanan dan kesusilaan yang sangat kurang dibandingkan Negara
kita, mengakibatkan Bali sangat rentan terhadap praktek prostitusi, kebiasaan
meminum minuman beralkohol, serta tindak kejahatan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti
“Kekuatan”, dan “Bali” berarti “Pengorbanan” yang berarti supaya kita tidak
melupakan kekuatan kita.
Masyarakat Bali memiliki berbagai sistem pengetahuan yang bersumber
dari Agama Hindu dan budaya India. System kemasyarakatannya adalah kekerabatan,
wilayah, agraris, dan kepentingan khusus.
Mata pencarian penduduk beraneka ragam yang meliputipekerjaan
sebagai petani, pengerajin, pedagang dan berbagai jasakhususnya bidang
kepariwisataan. Sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu.
Dampak positif budaya asing terhadap budaya Bali ditemukan
dalam hal pelestarian budaya, adat istiadat, cara hidup, kesenian, penyediaan
lapangan pekerjaan, dan membangkitkan perekonomian nasyarakat lokal. Sedangkan
dampak negatifnya Bali sangat rentan terhadap praktek prostitusi, kebiasaan
meminum minuman beralkohol, serta tindak kejahatan.
B. Saran
Maka sebagai bangsa Indonesia secara umum, dan mahasiswa
secara khusus kita harus tetap menjaga kelestarian kebudayaan Indonesia dan
Bali khususnya, serta tetap menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kesusilaan,
serta tidak meniru budaya asing yang bersifat negatif, walaupun kita bukan
masyarakat Bali.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
makalah nya bagus ko
BalasHapushttp://www.marketingkita.com/2017/08/pengertian-pemasaran-dalam-ilmu-marketing.html